• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

Waktunya Perhatikan Sektor Jasa, Khususnya Transportasi Laut dan Logistik Indonesia

Waktunya Perhatikan Sektor Jasa, Khususnya Transportasi Laut dan Logistik Indonesia

JAKARTA—Peran penting jasa dalam kinerja perdagangan di Indonesia penting untuk mendapatkan perhatian karena kontribusinya yang tidak sedikit dalam sistem perdagangan. Memang, sejauh ini, Indonesia masih fokus kepada ekspor barang dan itu wajar dilakukan karena potensinya juga sangat besar.

Sulitnya sistem statistik nasional  untuk mendapatkan dan mengukur nilai jasa dalam perdagangan menjadi gambaran betapa sektor jasa di Indonesia belum dioptimalkan dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Kini, sudah waktunya bagi Indonesia untuk melirik kontribusi sektor jasa pada perdagangan ekspor untuk memberi nilai tambah pada perdagangan. 

Jasa selama ini sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Terbukti, pada tahun 2000, jasa menyumbangkan 44% dari PDB (Product Domestic Bruto). Meskipun terdapat sedikit penurunan akibat krisis keuangan pada tahun 2008 hingga 2009, jasa sebagai bagian dari PDB tumbuh menjadi 51% pada tahun 2014.

Itulah salah satu benang merah Seminar Nasional  hasil kerja sama Tim Koordinasi Bidang Jasa (TKBJ), Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan International Trade Analysis and Policy Studies (ITAPS) Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor dalam rangka penyusunan Kompilasi Kajian Daya Saing Sektor Jasa (Jasa Bisnis, Pariwisata, Konstruksi, Transportasi, Distribusi dan Logistik), Desember 2021 yang juga dihadiri Indonesian National Shipowners’ Association.

Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan dalam pembukaannya mengapresiasi hasil kajian terhadap daya saing sektor jasa Indonesia dalam rangka meningkatkan daya saing di pasar internasional, terutama dalam mendorong perundingan internasional.

Menurut Dirjen, terdapat enam sektor kajian yang sudah diselesaikan dan akan berkembang menjadi delapan sektor kajian jasa agar menjadi kompetitif dan bersaing nantinya, setidaknya dengan enam negara di kawasan ASEAN sehingga sektor jasa memiliki kesiapan yang lebih baik saat melakukan perundingan.

Di sisi lain, dia mengharapkan publik agar dapat mengakses hasil kajian secara lebih luas, tidak hanya internal pemerintah dan akademis, tetapi juga berbagai macam kalangan, termasuk legislatif dan asosiasi dan akademis lainnya sehingga akan menimbulkan diskursus yang lebih positif. Ini menjadi diskusi akademik yang lebih baik untuk mendorong penguatan sektor jasa nasional.

Sementara itu, Tim ITAPS dalam paparannya menjelaskan bahwa angka terbaru kontribusi sektor jasa terhadap perekonomian nasional sangat signifikan, tetapi selama ini kurang mendapat perhatian, padahal jika dioptimalkan, dapat meningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Kontribusi sektor jasa dapat dilihat dari kinerja ekspor sektor jasa yang tumbuh paling besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jasa pemeliharaan dan perbaikan tumbuh 36,94 persen, jasa transportasi tumbuh 17,05 persen, jasa bisnis lainnya tumbuh 7,71 persen. dan jasa manufaktur tumbuh 6,14 persen.

ITAPS juga mengungkapkan data dimana jasa utama yang diekspor Indonesia berdasarkan kontribusi terhadap total ekspor Indonesia tahun 2020 adalah sektor jasa bisnis lainnya sebesar 34,15 persen, sektor jasa perjalanan sebesar 22,16 persen dan sektor transportasi sebesar 16,33%.  

Paparan ITAPS juga menjelaskan permasalahan daya saing sektor transportasi, distribusi dan logistik Indonesia yang lemah dan dikarekan sejumlah faktor antara lain kurangnya kompetisi dalam penyediaan jasa di domestik hingga persoalan harga yang diterima oleh konsumen menjadi relatif tinggi.

Strategi Daya Saing

Untuk meningkatkan daya saing sektor jasa transportasi dan drisbusi, khususnya bidang transportasi laut, dibutuhkan kebijakan dan strategi yang mencakup empat sasaran yakni dalam rangka penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. 

Dalam rangka penetrasi pasar logistik transportasi laut, ITAPS menawarkan sejumlah strategi kebijakan. 

Pertama, memperkuat basis bisnis individu pengusaha dari segi mental, karakter dan pola pikir. Kedua, meningkatkan sumber daya manusia yang kompeten dalam perundingan  (certified human resources). Ketiga, meningkatkan kualitas dan konektivitas antarmoda transportasi.

Sedangkan dalam rangka pengembangan pasar sektor logistik laut, ITAPS menawarkan strategi khusus. Pertama, meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan ekspansi. Kedua, meningkatkan permodalan. Ketiga, membangun infrastruktur hub port untuk komoditas skala besar berbasis komoditas dan wilayah. Keempat, meningkatkan kualitas dan jumlah sumber daya manusia.

Adapun untuk pengembangan produk, diperlukan kebijakan untuk mengembangkan digital port, optimalisasi penggunaan sistem tracking dan tracing berbasis digital serta pengiriman barang memperhatikan protokol kesehatan.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor jasa transportasi laut Indonesia, ITAPS menilai ketersediaan dan pelaksanaan pendidikan, pelatihan formal dan informal, enrichment dan rotasi saat ini paling dibutuhkan guna meningkatkan daya saing logistik transportasi laut Indonesia. (Aj/Red)

  • By admin
  • 06 Jan 2022
  • 881
  • INSA