• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

Virtual Gathering PANN Pembiayaan Maritim & Indonesian National Shipowners’ Association Prospek Pembiayaan Kapal Tahun 2022 Masih Menjanjikan

Virtual Gathering PANN Pembiayaan Maritim & Indonesian National Shipowners’ Association Prospek Pembiayaan Kapal Tahun 2022 Masih Menjanjikan

JAKARTA—Dalam rangka menghadapi tahun 2022, PT PANN Pembiayaan Maritim mengadakan kegiatan Virtual Gathering dengan topik “Embracing 2022 With Confidence” yang dihadiri oleh Pengurus dan anggota Indonesian National Shipowners’ Association serta karyawan PT PANN Pembiayaan Maritim, Senin, 8 November 2021.

Kegiatan ini diawali dengan pembukaan yang disampaikan oleh Sekretaris Umum Indonesian National Shipowners’ Association  Teddy Yusaldi kemudian dilanjutkan dengan sambutan Direktur Utama PT PANN Pembiayaan Maritim Edu Maurits Manurung. Pada kegiatan ini juga disampaikan pemaparan Economic Outlook 2022 oleh DR. Muliadi Widjaja, Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Teddy Yusaldi dalam sambutannya mengatakan asosiasinya melihat dengan optimistis terhadap masa depan industri pelayaran pada tahun tahun 2022. “Kondisinya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun ini,” katanya.

Saat ini, total armada niaga nasional hampir mencapai 30.000 unit yang dioperasikan sekitar 3.000 perusahaan. Jika merujuk data Kementerian Perindustrian, mayoritas armada niaga nasional berusia di atas 15 tahun, bahkan lebih dari 20% diantaranya berusia diatas 25 tahun.

“Kapal-kapal berusia tua itu menjadi prospek menjanjikan bagi PPM untuk dibiayai dalam rangka revitalisasi maupun peremajaan, baik kapal baru atau bekas,” katanya.

Teddy menyebutkan bisnis industri pelayaran saat ini cenderung membaik setelah sempat terpukul akibat Pandemi Covid-19. Hampir semua sub-sektor pelayaran, baik kontainer, general cargo, tug and barge, tanker minyak, tanker gas, curah kering atau drybulk, transhipment, roro passenger maupun offshore menunjukkan tren membaik. 

Kenaikan harga komoditas batubara juga telah meningkatkan kemampuan produksi komoditas andalan ekspor Indonesia sehingga sektor angkutan batubara pun menggeliat. Bayangkan, harga batu bara sempat menyentuh angka 200 dolar per ton, level harga yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sektor tanker minyak juga membaik pasarnya. Salah satu motornya adalah pelaksanaan program B-30 dimana kebutuhan angkutan minyak, baik tanker CPO maupun tanker minyak yang akan diblanding dengan CPO, menjadi sangat tinggi. Program B-30 ini terus berkembang dan sekarang sedang persiapan menuju B-50 bahkan B-100 sehingga kebutuhan terhadap kapal tanker minyak diyakini akan terus  meningkat di masa mendatang. 

Sektor offshore juga terus membaik kondisinya. Pada kuartal ketiga tahun 2021 ini, harga minyak mentah Brent menembus di atas US$85/barel, tingkat yang tidak terlihat sejak 2014.

Ini mencerminkan optimisme di industri minyak dan gas yang akhirnya menunjukkan siklus pemulihan. Di Indonesia, ada tender-tender untuk proyek pengeboran yang akan dimulai pada awal 2022.

Seiring dengan lonjakan harga minyak, terjadi peningkatan transaksi pembelian kapal bekas lepas pantai dan harga berbalik meningkat karena kapal yang telah lama ditawarkan akhirnya terjual. Jumlah rig internasional juga meningkat karena lebih banyak investasi yang telah dimulai.

Tarif sewa kapal-kapal offshore juga dalam tren yang baik. Tarif sewa kapal AHTS 12.000 BHP ke atas, berada di kisaran 10.000 US Dollar per hari. AHTS 10.000-11.000 BHP berada di level 7.500 US Dollar per hari. Meskipun belum mencapai level seperti pada tahun 2016, tetapi angka tersebut cukup menggembirakan, apalagi selama enam bulan terakhir, trennya cenderung meningkat.

Namun, dengan kondisi seperti itu, kami berharap, pemerintah bisa menjaga stabilitas mata uang, memperbesar stimulus kepada pelayaran, memberikan landing pembiayaan berbunga kompetitif seperti di luar negeri dengan tenor panjang serta mampu mempertahankan momentum kenaikan pertumbuhan ekonomi.

Direktur Utama PT PANN Pembiayaan Maritim Edu Maurits Manurung mengatakan perseroannya mempunyai rencana masa depan dan sekarang juga masih dalam rangka menyusun dan melaksanakan rencana masa depan. “Kami ingin, kegiatan ini menjadi agenda tahunan. Karena itu, kami hadirkan ekonom makro untuk melihat kondisi makro Indonesia ke depan,” katanya.

Dia menjelaskan sebagian besar kapal-kapal di Indonesia sudah berusia tua dan perlu adanya pembaruan karena tidak mungkin akan dilakukan rebuilt semua. Rebuilt juga project cost-nya sangat mahal. “Karena itu, PPM hadir untuk memberikan solusi atas kebutuhan kapal-kapal di Indonesia,” katanya.

PT PANN Pembiayaan Maritim (PPM) adalah perusahaan BUMN Group yang sahamnya dimiliki oleh PT PANN (Persero), Bank BNI yang bergerak di bidang pembiayaan maritim dan pendukung industri maritim yang didirikan pada tahun 2012.

Visi PT PPM adalah menjadi perusahaan pembiayaan pilihan utama khususnya di bidang maritim dan industri penunjang maritim yang tumbuh berkelanjutan. Kegiatan usahanya adalah sewa pembiayaan (Finance Lease), jual dan sewa balik (sale and leaseback), anjak piutang, fasilitas modal kerja dan kegiatan usaha berbasis fee.

Saat ini sudah berkembang isu jika PPM akan ditutup. Tetapi justru sebaliknya, pemilik perusahaan  ingin membuat PPM kembali intens dalam dunia industri maritim karena hingga saat ini perusahaan dan dunia pembiayaan kapal, tidak ada perusahaan yang benar-benar fokus, kecuali PPM.

Pada tahun 2022, PPM akan melakukan pembiayaan kepada nasabah yang terlebih dahulu sudah dilakukan proaktif. “Kami telah mendapatkan account plan yang akan kami eksekusi pada tahun 2022 mendatang. Namun, untuk meningkatkan account, kami saat ini sedang melakukan approach ke para anggota Indonesian National Shipowners Association, membuat long list dan menjadi account plan yang menjadi target kami pada tahun 2022,” tegasnya. (Red/Aj)

  • By admin
  • 08 Dec 2021
  • 820
  • INSA