Tiga Tahun Pelindo Multi Terminal Menata Ulang Pelabuhan Non Petikemas
Tiga Tahun Pelindo Multi Terminal Menata Ulang Pelabuhan Non Petikemas
PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), pemain penting dalam menjaga kelancaran arus logistik nasional, terus berbenah lewat transformasi besar-besaran. Mengelola 32 cabang pelabuhan yang tersebar di seluruh Indonesia sejak 2021, SPMT menangani berbagai jenis kargo, seperti curah cair, curah kering, hingga kendaraan.
Komitmen SPMT dalam meningkatkan kualitas layanan terlihat dari transformasi di tahap standarisasi, sistemisasi, serta integrasi. Dengan fokus pada digitalisasi, SPMT berupaya memastikan semua pelabuhan yang dikelolanya memiliki standar pelayanan yang sama.
Enam pilar menjadi acuan transformasi ini, yaitu proses bisnis, SDM, teknologi, peralatan, infrastruktur, serta keselamatan dan kesehatan kerja (HSSE). Direktur Operasi SPMT, Arif Rusman Yulianto, optimis transformasi ini akan membawa dampak positif bagi efisiensi dan efektivitas layanan kepelabuhanan di Indonesia.
"Standarisasi dan digitalisasi dimulai dari perbaikan planning and control, serta improvement traffic flow sehingga kegiatan bongkar muat menjadi lebih maksimal. Selama dua tahun ini SPMT telah melakukan transformasi di 25 terminal di wilayah kerjanya," kata Arif dalam siaran pers yang dikutip, Jumat (31/5/2024).
Transformasi ini bukan sekadar wacana. Sebab standarisasi telah memicu berbagai dampak positif. Mulai dari peningkatan produktivitas, hingga waktu tunggu kapal dan kargo berkurang signifikan. Sepanjang tahun 2023, SPMT mencatatkan kinerja positif. Pelayanan arus muatan barang curah kering, seperti batu bara, bijih besi, gula, kedelai dan lainnya sebesar 55,1 juta ton atau naik 5,9 persen, dan curah cair 30,3 juta ton atau naik 8,9 persen. Di sisi lain, arus general cargo dan bag cargo meningkat 9,89 persen, yaitu 25,2 juta ton.
Arus barang berupa gas mengalami peningkatan 49,8 persen, yaitu 13,1 juta MMBTU. Arus barang berupa kendaraan juga meningkat, mencapai 1,5 juta unit, naik 8,4 persen dari tahun sebelumnya. SEdangkan arus peti kemas naik 1,1 persen menjadi 429 ribu TEUs.
PTOS-M: Senjata Digital untuk Efisiensi
Salah satu senjata andalan SPMT dalam transformasi ini adalah PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose). Sistem operasi pelabuhan terintegrasi ini memungkinkan pengelolaan layanan kepelabuhanan non-petikemas secara digital, mulai dari pemesanan online hingga pemantauan kargo.PTOS-M merupakan inisiatif strategis Pelindo Group.
Platform aplikasi ini mendukung operasi layanan kepelabuhanan pada kargo nonpetikemas, dengan berbasis fungsi planning and control. PTOS-M memiliki arsitektur yang terintegrasi dengan sistem-sistem lain seperti: customer portal, sistem layanan kapal, dan sistem layanan keuangan. “Selain terintegrasi dengan beberapa sistem, PTOS-M memiliki fitur yang memberikan kemudahan layanan seperti online booking request, operation planning, storage inventory, serta control & monitoring”
Pengelolaan layanan secara digital terbukti meningkatkan efisiensi yang turut mendorong produktivitas. Hal itu terlihat pada peningkatan capaian Ton/Ship/Day, seiring penurunan port stay dan cargo stay secara signifikan. Salah satunya di Terminal Jamrud Nilam Mirah, di Surabaya, Jawa Timur. Terminal kargo umum dan curah kering ini berada di area Pelabuhan Tanjung Perak, pelabuhan utama yang berada di kota Surabaya. Ada tiga dermaga, yaitu Jamrud Utara dan Barat untuk general cargo dan curah kering internasional, serta Jamrud Selatan untuk pelayanan general cargo domestik.
"Produktivitas di Branch Jamrud Nilam Mirah sebelumnya adalah 1.385 T/S/D, setelah dilakukan transformasi meningkat sebesar 31% yaitu 1.814 T/S/D," kata Branch Manager (BM) Jamrud Nilam Mirah, Muh Junaedhy. Branch Jamrud Nilam Mirah di Surabaya umumnya melayani bongkar muat seperti komoditi beras, gula, jagung, biji besi, dan lain sebagainya. Lima komoditas terbesar untuk arus bongkar muat selama tahun 2023 adalah steel billet, steel coil, steel slab, calcium carbonat, dan pupuk.
Nilainya sebanyak 2.779.850 ton, naik 8,4% dibandingkan tahun 2022 dengan jumlah 2.564.015 ton. Efisiensi operasional pasca transformasi ditandai dengan penurunan Berthing Time atau waktu sandar di Jamrud. Pada Triwulan I 2024, waktu sandar 48,88 jam per kapal, turun 14,8 persen dibandingkan Triwulan I 2023, dengan Berthing Time 57,39 jam per kapal. Efisiensi operasi ini juga dapat dilihat melalui penurunan Idle Time dari 6,4 jam per kapal menjadi 3,8 jam per kapal, atau turun drastis sebesar 40 persen.
Di Branch Pelabuhan Makassar, PTOS-M sudah diterapkan sejak Agustus 2023. Hasilnya pun mulai terlihat, berupa peningkatan kinerja di awal tahun 2024. Pada periode Januari-April, produktivitas bongkar muat general cargo, misalnya, tercatat 1.409 T/S/D, naik 43,92 persen dibandingkan periode sama tahun 2023. Secara umum, realisasi bongkar muat barang melalui SPMT Branch Makassar telah mencapai 1.057.858 ton hingga April. Nilai itu sudah melampaui target, yaitu 101,36 persen dari target 1.043.585 ton.
“Implementasi PTOS-M menunjukkan capaian kinerja yang positif signifikan selama kuartal pertama 2024,” kata Branch Manager SPMT Branch Makassar Chairil Anwar. SDM Unggul Jadi Kunci Sukses Transportasi Transformasi pelabuhan tak akan berhasil tanpa dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) kompeten. SPMT menyadari hal ini. Mereka gencar melakukan pelatihan, workshop, dan sertifikasi bagi para pekerja.
Direktur SDM SPMT, Edi Priyanto mengatakan, transformasi SDM merupakan salah satu kunci dalam mendukung strategi bisnis perusahaan. Sebab SDM unggul bisa mewujudkan layanan terbaik bagi para pengguna jasa,serta mendukung bisnis berkelanjutan.
Pengembangan SDM selaras dengan kebutuhan transformasi perusahaan. SPMT menerapkan tata kelola organisasi yang agile, efektif, dan efisien serta optimal yang mendukung visi perusahaan, pengembangan SDM sesuai kebutuhan bisnis. Penguatan budaya perusahaan melibatkan seluruh unsur organisasi, disamping penerapan human capital management yang terintegrasi untuk pengembangan karir dan kompetensi SDM.
“Proses transformasi ini bertujuan untuk melakukan standarisasi seluruh pelabuhan yang dikelola di seluruh Indonesia. Transformasi ini juga akan berdampak pada perbaikan proses yang dapat meningkatkan produktivitas pelabuhan serta penurunan port stay dan cargo stay yang signifikan,” kata Edi Priyanto.
Edi mengatakan, SPMT terus berupaya mendorong penerapan program employee well-being sesuai yang dicanangkan Kementerian BUMN. Program ini menekankan kesejahteraan SDM secara menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, sosial dan finansial. Program dikembangkan untuk menciptakan work life balance bagi seluruh karyawan.
Program employee well-being dalam aspek fisik antara lain berupa pembentukan community of interest, dengan melaksanakan berbagai program yang dapat mendorong para karyawan untuk aktif bergerak. Dalam aspek mental, SPMT secara rutin melaksanakan program sharing session BREATH (Balancing Resilience, Energy, and Health) Session yang menjadi wadah berbagi ilmu yang disampaikan oleh para ahli di bidangnya.
Hal-hal yang dibahas antara lain seputar tema kesehatan, rohani, psikologi, kesehatan mental, dan sejenisnya; penyediaan CMC (coaching, mentoring, dan counseling) karyawan, serta penyediaan berbagai sarana refreshing karyawan.
Aspek finansial dilakukan dengan cara meningkatkan awareness karyawan dalam manajemen keuangan melalui program sharing session serta pembekalan persiapan pensiun. Sedangkan, pada aspek sosial, SPMT mendorong keterlibatan karyawan secara aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungan sekitarnya melalui program Employee Social Responsibility (ESR).
"Implementasi program employee well-being diharapkan dapat mendukung terwujudnya hubungan industrial yang semakin sehat serta lingkungan kerja yang harmonis dan kolaboratif yang mampu mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan yang berkelanjutan,” Edi menerangkan.
Pangkas Port Stay dan Cargo Stay, Pangkas Biaya Logistik
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Arif Suhartono, menegaskan komitmen perusahaan dalam menciptakan efisiensi layanan pelabuhan guna menekan biaya logistik nasional. Pada tahun 2023, biaya logistik sebesar 14,39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Salah satu strategi utama Pelindo adalah memperpendek port stay dan cargo stay. Dengan meminimalkan waktu kapal di pelabuhan, kapal memiliki lebih banyak waktu berlayar dan dapat mengangkut lebih banyak barang dalam satu satuan waktu. Hal ini diharapkan dapat mengurangi biaya logistik secara keseluruhan.
Dengan berbagai upaya efisiensi, Pelindo optimis dapat berkontribusi signifikan dalam menekan biaya logistik nasional. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.“Teorinya, dalam kompetisi normal, saat cost berkurang atau pembaginya di bawah semakin banyak, maka unit price-nya semakin rendah,” kata Arif pada kegiatan Stranas PK Go to Campus di Universitas Hasanuddin Makassar, 31 Januari 2024.
Upaya transformasi Pelindo Grup, kata Arif, berfokus fokus pada standarisasi, sistemisasi, dan integrasi layanan pelabuhan. Proses digitalisasi menjadi kunci dalam mewujudkan integrasi antara pelabuhan, pelayaran, dan ekosistem logistik lainnya.
"Saat proses di pelabuhan sudah digital, kita bisa melakukan integrasi pelabuhan dengan pelabuhan, pelabuhan dengan pelayaran, bahkan pelabuhan dengan ekosistem," ujar. (idntimes.com)
- By admin
- 07 Jun 2024
- 344
- INSA