• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

Sektor Pelayaran Berharap Pemulihan di 2021

Sektor Pelayaran Berharap Pemulihan di 2021

JAKARTA – Sejumlah lembaga internasional telah mengeluarkan laporannya dan memberikan persepsi yang positif terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2021 seiring dengan pergantian tahun dan bersamaan dengan dimulainya vaksinasi Covid-19. 

International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF) mengeluarkan rilis yang memproyeksikan ekonomi Indonesia dalam zona positif sehingga diperkirakan bisa tumbuh  4,8 persen pada tahun 2021 dan 6,0 persen pada tahun 2022.

Keyakinan IMF tersebut tidak terlepas dari  kondisi ekonomi Indonesia yang mulai rebound pada semester kedua tahun 2020 serta respon Pemerintah terhadap tekanan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 dengan paket kebijakan yang komprehensif dan terkoordinasi.

Lembaga internasional lainnya yakni World Bank juga melihat perekonomian Indonesia akan tumbuh positif pada tahun 2021. Ditulis Bisnis, laporan Bank Dunia  dengan judul Global Economic Prospects menggambarkan jika ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,4 persen pada tahun 2021.  Hanya saja, Bank Dunia tetap mewanti-wanti dan melihat kegiatan investasi dan produktivitas diperkirakan akan tetap tertekan dan ketidakpastian kemungkinan akan tetap tinggi.

Sementara itu, Pemerintah menatap perekonomian Indonesia pada tahun 2021 dengan optimisme. Menteri Keuangan Sri Mulyani  Indrawati memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh positif sepanjang tahun 2021.

Dilansir CNN Indonesia, Menkeu menjelaskan ekonomi Indonesia pada Maret-April 2021 diproyeksi tumbuh berkisar antara 4,5 persen hingga 5,5 persen. Begitu pula pada Mei-Juni 2021, ekonomi diprediksi bertahan di level 4,5 persen hingga 5,5 persen. 

Meski demikian, Menkeu melihat jika  pertumbuhan ekonomi tahun ini masih sangat bergantung dengan perkembangan Covid-19 dan proses vaksinasi. Jika penular-an bisa ditekan dan vaksinasi berhasil, maka dampaknya positif untuk ekonomi.

Bank Indonesia (BI) juga optimistis dan memproyeksikan perekonomi-an Indonesia  akan tumbuh  di kisaran 4,8 persen hingga 5,8 persen. Ditulis Kontan, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ketahanan perekonomian ditopang oleh membaiknya sejumlah komponen pembentuk produk domestik bruto (PDB).

Direktur National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan meskipun tidak selalu sejalan antara pertumbuhan ekonomi yang positif dengan bisnis angkutan laut, akan tetapi sentiment positif terhadap pereko-nomian Indonesia akan berdampak terhadap perkembangan sektor angkutan laut nasional.

“Perkembangan industri pelayaran memang sulit dilepaskan dari kondisi perekonomian suatu negara bahkan dunia. Jika perekonomian suatu negara atau dunia cenderung positif, maka sektor pelayaran pun ikut cenderung positif. Demikian juga sebaliknya,” katanya.

Insentif

Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association Sugiman Layanto mengakui perkembangan sektor angkutan laut Indonesia pada tahun 2021 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan kondisi tahun 2020.

Menurut dia, selain didorong adanya sentiment positif dari sejumlah lembaga internasional terhadap perekonomian Indonesia,  juga  dikarenakan adanya insentif fiskal dan moneter maupun insentif lainnya yang diberikan Pemerintah dan institusi lainnya. Baca Artikel Sektor Pelayaran Berupaya Bangkit Dengan New Normal & Stimulus, Shipowners Magazine, Edisi 06, Desember 2020.

Dia menjelaskan pelaku usaha angkutan laut semakin optimistis setelah melihat  alokasi APBN yang diarahkan untuk pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19. Sebagai gambaran, belanja APBN tahun 2021 mencapai Rp2.750,0 triliun atau 15,6 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto).

Belanja tersebut diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan prioritas pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, infrastruktur, ketahanan pangan, pariwisata, dan perlindungan sosial akan memberikan dampak positif terhadap sektor usaha.

Di sisi lain,  pelaku usaha pelayaran di Indonesia  telah memasukkan faktor pandemi Covid-19 dan vaksinasi ke dalam pertimbangan-pertimbangan bisnis dan risiko-risiko  di tahun 2021 ini. “Proses vaksinasi Covid-19 adalah salah satu harapan semua orang untuk sebuah proses pemulihan ekonomi, termasuk sektor usaha angkutan laut,” katanya.

Ketua Bidang Angkutan Cair dan Gas Indonesian National Shipowners’ Association Romanus Tri Wibowo mengatakan pada tahun 2021, sektor angkutan tanker diharapkan mulai membaik bersama dengan pemulihan ekonomi serta sentimen positif atas perkembangan vaksinasi Covid-19 yang sudah dimulai pada awal tahun 2021.

Menurut dia, sentimen positif sejumlah lembaga terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2021 akan memberikan kepercayaan masyarakat terhadap keselamatan dan keamanan dalam distribusi barang sehingga demand diperkirakan akan meningkat.

Meski demikian, katanya, yang tetap perlu diantisipasi adalah bagaimana selama masa pelaksanaan vaksinasi,  protokol adaptasi kebiasaan baru atau new normal harus diterapkan secara konsisten sehingga proses pemulihan menuju keadaan kembali normal dipastikan memerlukan waktu yang relatif panjang.

Di sektor offshore, meskipun selama tahun 2020 aktivitas offshore sangat dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19 yang ditandai dengan anjloknya permintaan minyak, akan tetapi mulai terlihat lebih banyak aktivitas tender selama Kuartal IV tahun 2020 yang menunjukkan periode yang lebih baik pada 2021.

Hal yang positif bahwa pada Oktober 2020, SKK MIGAS kembali menegaskan rencananya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas untuk mencapai target 1 juta bpd pada tahun 2030 dari 746.000 bpd pada tahun 2020.

Dikarenakan Indonesia memiliki beberapa ladang pengeboran minyak yang telah ditemukan tetapi belum dikembangkan, sebenarnya ini akan menjadi tujuan yang dapat dicapai jika pemerintah dapat melaksanakan rencana mereka untuk meningkatkan pemulihan dan eksplorasi minyak yang dampaknya sangat signifikan terhadap sektor bisnis kapal offshore.

Di sektor tug and barge dan curah kering, pada tahun 2021 ini akan terbantu dengan meningkatnya kebutuhan dalam negeri setelah pemerintah menetapkan rencana pemenuhan batubara untuk kepenting-an dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) tahun 2021 sebanyak 137,5 juta ton dimana angka itu sedikit lebih tinggi dari realisasi DMO batubara tahun 2020 sebesar 132 juta ton.

Selain itu, pemerintah telah menetapkan target ekspor batu bara Indonesia pada tahun 2021 ini sebesar 412,5 juta ton, meningkat hingga 35% dari capaian ekspor batubara Indonesia pada tahun 2020 yang mencapai 305,77 juta ton. Kondisi itu  hal memungkinkan kegiatan transshipment dan jasa floating crane kembali menggeliat.

Selain meningkatnya produksi dan volume ekspor batubara, kebutuhan bijih nikel untuk smelter pada tahun 2021 yang diperkirakan mencapai 71,2 juta ton dengan asumsi, seluruh smelter yang mencapai 31 unit direncanakan terbangun tepat waktu, juga akan semakin menggairahkan bisnis angkutan tug and barge di Indonesia. (Aj/Red)

  • By admin
  • 05 Feb 2021
  • 2466
  • INSA