• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

SAHAM EMITEN PERUSAHAAN PELAYARAN NASIONAL ALAMI PENINGKATAN AKIBAT KONFLIK DI LAUT MERAH

SAHAM EMITEN PERUSAHAAN PELAYARAN NASIONAL ALAMI PENINGKATAN AKIBAT KONFLIK DI LAUT MERAH

Eskalasi konflik di Laut Merah baru-baru ini telah menyebabkan lebih dari 100 kapal kargo mengubah rute perjalanan ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan. 

 

Perubahan rute ini berpotensi menyebabkan disrupsi perdagangan global. Jay Maroo, analis di firma analisis pengangkutan Vortexa, mengatakan bahwa perubahan rute akibat konflik tersebut dapat menyebabkan kemacetan (bottleneck) bagi transportasi barang dari Asia menuju Eropa dan Amerika Serikat.

“Gangguan pelayaran di Laut Merah akan membuat pengiriman barang lebih lama dan mahal,” kata Maroo. Laut Merah sendiri terhubung dengan Terusan Suez dan merupakan salah satu jalur penting dalam perdagangan global, dengan sekitar 12% pelayaran maritim dunia melalui laut tersebut.

Beberapa perusahaan logistik global yang mengumumkan perubahan rute pelayaran antara lain Maersk dan Hapag-Llyod. Selain pelayaran logistik, perusahaan minyak dan gas global seperti British Petroleum juga memutuskan untuk menahan seluruh pelayaran melalui Laut Merah untuk sementara waktu.

Menyusul kabar ini, sejumlah emiten pelayaran kargo dan tanker di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendapatkan sentimen positif, dengan harga saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) meningkat +12,8%, PT Temas Tbk (TMAS) naik +9,7%, PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) melonjak +20,4%, dan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) menguat +17,5% sejak Rabu (20/12/2023).

Namun, Stockbit menilai bahwa kenaikan harga saham emiten-emiten pelayaran pada dua hari ini lebih didorong oleh sentimen jangka pendek. Sebab, dampak positif bagi kinerja emiten kapal kargo seperti SMDR dan TMAS masih belum akan dirasakan jika indeks BDI tidak mengalami kenaikan.

Di sisi lain, untuk emiten pelayaran tanker – seperti BULL dan HUMI – disrupsi pelayaran di Laut Merah tidak berdampak pada kinerja emiten karena mayoritas kapal tanker mereka hanya berlayar di perairan lokal.  “Namun, jika konflik di Laut Merah berlangsung dalam kurun waktu yang panjang, kondisi tersebut berpotensi meningkatkan disrupsi suplai kapal kargo, sehingga dapat mendorong kenaikan utilisasi dan tarif (freight rate) kapal kargo secara global,” sebut Stockbit.

Naik Dua Kali Lipat

Sementara itu, industri perkapalan di Denmark, yang merupakan rumah bagi beberapa perusahaan terbesar di dunia, setuju untuk melipatgandakan upah bagi awak kapal yang berlayar melalui Laut Merah sebagai kompensasi atas bahaya yang ditimbulkan oleh serangan baru-baru ini.

Pembayaran bahaya tersebut berlaku untuk waktu yang dihabiskan di dua wilayah berisiko tinggi di wilayah tersebut, menurut kesepakatan yang dipresentasikan pada Jumat oleh kelompok pengusaha Danish Shipping dan tiga serikat pekerja terbesar di negara tersebut untuk pelaut.

Banyak perusahaan transportasi menghindari Laut Merah di mana kelompok Houthi yang berbasis di Yaman telah menyerang kapal-kapal untuk menunjukkan dukungan kepada Palestina dalam konflik melawan Israel.

Namun, kapal-kapal yang tidak memiliki hubungan langsung dengan Israel pun menjadi sasaran, dan karena eskalasi perang mengancam perdagangan global, gugus tugas yang dipimpin oleh Amerika Serikat berusaha untuk meningkatkan keamanan di jalur air utama tersebut.

A.P. Moller-Maersk A/S dari Denmark, perusahaan pelayaran peti kemas terbesar kedua di dunia, adalah salah satu perusahaan yang bersiap untuk melanjutkan pelayaran melalui Laut Merah setelah sebelumnya berlayar jauh ke selatan Afrika untuk menghindari serangan. (beritainvestor/bloomberg)

  • By admin
  • 16 Jan 2024
  • 1192
  • INSA