Pelindo Kebut Pengerukan Alur Bengkulu. Awal Juli 2025 Siap Dioperasikan
Pelindo Kebut Pengerukan Alur Bengkulu. Awal Juli 2025 Siap Dioperasikan
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terus mempercepat pengerukan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu yang merupakan akses laut ke pulau Enggano.
Sejak mendapatkan penugasan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI pada 11 April 2025, Pelindo langsung mengerahkan sejumlah alat berat, termasuk kapal keruk kapasitas besar untuk percepatan pengerukan. Dalam kunjungannya ke Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Direktur Utama (Dirut) Pelindo Arif Suhartono mengatakan, percepatan pengerukan merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam melaksanakan penugasan pemerintah.
Pelindo bertugas menjaga kelancaran rantai logistik nasional dengan dukungan penuh dari Kemenhub. “Saat ini, kami tengah mengebut pengerukan guna mengembalikan fungsi alur pelayaran,” ujar Arif dalam siaran pers, Rabu (25/6/2025).
Dengan alur pelayaran yang kembali normal, kapal-kapal besar dapat langsung bersandar di Bengkulu untuk melayani kepentingan masyarakat. Sejak April 2025, Pelindo telah mengerahkan 1 unit kapal keruk Nera 2, 3 unit ekskavator, 1 unit wheel loader, dan 3 unit dump truck. Kemudian, pada akhir Mei 2025, kapal keruk berkapasitas besar CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5 dari Batam tiba di Bengkulu, disusul oleh tambahan 4 unit ekskavator, 4 unit wheel loader, dan 4 unit dump truck.
Peralatan tersebut dioperasikan untuk mempercepat pengerukan, dan direncanakan akan ada penambahan dua unit ekskavator. Pada Selasa (24/6/2025), Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Muhammad Masyhud menyampaikan, penugasan pengerukan alur pelayaran kepada Pelindo ditargetkan selesai pada akhir Juni 2025 dengan kedalaman -4 mean low water springs (mLWS). Saat ini, progres pengerjaan telah mencapai 95%.
Setelah tahap ini rampung, pengerukan akan dilanjutkan untuk mencapai kedalaman -6,5 mLWS guna menjamin kualitas layanan. General Manager (GM) Pelindo Regional 2 Bengkulu S. Joko mengatakan proses normalisasi alur pelayaran terus dilakukan selama 24 jam dalam 7 hari dengan kapal keruk dan peralatan pendukungnya, termasuk instalasi pipa kapal keruk sepanjang hampir mencapai 1.000 meter. “Cuaca menjadi faktor penting yang bisa memengaruhi target penyelesaian. Namun, kami optimis penugasan ini dapat diselesaikan dengan baik,” ujarnya.
Pelaksanaan normalisasi alur pelayaran ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pulau Baai Bengkulu, Pelindo, serta sejumlah instansi terkait lainnya. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi pendangkalan alur sehingga dapat digunakan kembali untuk melayani kebutuhan masyarakat.
“Kami berterima kasih dan terus memohon dukungan dari berbagai pihak agar proses pekerjaan berjalan lancar sehingga dalam waktu dekat, alur pelayaran sudah dapat digunakan kembali,” kata Dirut Pelindo Arif Suhartono.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Pulau Baai melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap 17 kapal yang selama ini tidak bisa berlayar akibat sedimentasi. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan seluruh kapal yang akan melintas telah memenuhi standar kelaiklautan, keselamatan, dan keamanan pelayaran.
Pemeriksaan tersebut meliputi aspek teknis kapal, peralatan navigasi dan komunikasi, perlengkapan keselamatan, serta kelengkapan dokumen pelayaran. “Kegiatan ini kami lakukan sebagai langkah persiapan pembukaan alur, sekaligus untuk memastikan semua kapal yang akan keluar dari kolam pelabuhan berada dalam kondisi laik laut dan aman untuk berlayar,” ungkap Kepala KSOP Pulau Baai, Petrus Christanto Maturbongs.
Setelah alur dinyatakan aman untuk dilintasi, kapal-kapal tersebut direncanakan akan dikeluarkan secara bertahap sesuai jadwal dan kondisi pelayaran yang tersedia. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap 17 kapal tersebut, tercatat sebanyak 12 kapal dinyatakan laik laut, sedangkan 5 kapal lainnya dinyatakan tidak laik laut. “Penyebab utama ketidaklaikan kapal tersebut didominasi oleh masalah administratif, yakni masa berlaku sertifikat kapal yang sudah habis,” jelasnya.
Untuk kapal yang masa berlaku sertifikatnya telah habis, sementara sedang dalam pengurusan oleh masing masing agen kapal untuk diterbitkan sertifikat yang baru. "Hal ini agar saat alur dibuka, 17 kapal tersebut dapat kembali berlayar," tutur Petrus. Sementara itu, 12 kapal lainnya dinyatakan dalam kondisi laik laut dengan status temuan minor, yang artinya kapal tetap dapat dioperasikan. Tetapi memerlukan beberapa perbaikan kecil. Kapal-kapal tersebut terdiri dari berbagai jenis, seperti oil tanker, chemical tanker, SPOB (Self Propelled Oil Barge), container, tug boat, dan kapal penumpang.
Ia juga menambahkan, saat ini KSOP Pulau Baai berencana agar trayek perintis untuk kapal KMP. MH Thamrin difungsikan kembali. Diharapkan dengan difungsikannya kembali alur pelayaran ini, dapat mendorong kembali aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Pulau Enggano , yang sebelumnya sempat terhambat akibat terbatasnya akses transportasi laut.
Di sisi lain, Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan turut meninjau langsung progres pengerukan alur pelabuhan. Ia menyambut baik bahwa minggu pertama Juli 2025 ini alur pelayaran menuju dan dari Pulau Enggano sudah dapat kembali dioperasikan, meskipun masih dengan pengaturan terbatas untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
Menanggapi isu yang beredar terkait ancaman kelaparan di Pulau Enggano, Gubernur Helmi menepis kabar tersebut. “Persoalan utama bukan pada ketersediaan bahan pokok, melainkan terganggunya akses transportasi yang menyebabkan masyarakat tidak dapat memasarkan hasil bumi dan laut mereka ke daratan utama,” tegasnya.
Helmi mengungkapkan, masyarakat Enggano adalah masyarakat pekerja keras yang menggantungkan hidupnya dengan menjadi petani dan nelayan. “Maka ketika akses ke daratan terhambat, bukan soal pasokan yang terganggu, tapi mereka kesulitan menjual hasil alamnya. Oleh karena itu, pembukaan alur ini menjadi kabar baik yang sangat dinantikan,” tuturnya
Dengan rencana operasional terbatas di awal Juli, diharapkan Pelabuhan Pulau Baai dapat kembali berfungsi optimal sebagai simpul distribusi utama bagi masyarakat Bengkulu dan sekitarnya.
- By admin
- 13 Jul 2025
- 41
- INSA