• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

PELAYARAN NASIONAL TERUS EKSPANSI DAN PERLUAS JARINGAN

PELAYARAN NASIONAL TERUS EKSPANSI DAN PERLUAS JARINGAN

Emiten Pelayaran PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) mengumumkan kehadiran kapal induk angkut batu bara baru. Melalui anak usahanya, ELPI berpotensi menerima pendapatan Rp1,3 triliun dari kapal ini.

Dikutip dari situs berita cnbcindonesia.com, ELPI melalui entitas anaknya PT Samudra Luas Sejahtera Abadi (SLSA) resmi mendatangkan kapal Mother Vessel Supramax di Batam. Kapal ini kemudian dinamai Maharaja Nusantara S-01.

"S01 ini sebagai identitas Supramax yang mana kami mempunyai target akan terdapat kapal Supramax ke depannya milik kami sehingga nanti akan terdapat S-02, S-03 dan seterusnya." jelas Direktur SLSA Rachmat Tri Jaya, lewat keterangan resmi, Kamis, 3 Agustus 2023.

Mengingat modal yang besar tersebut, Direktur Utama ELPI yang juga menjadi Komisaris SLSA Eka Taniputra optimis akan memberikan kinerja keuangan positif bagi ELPI. "Karena SLSA sendiri ke depannya mendapatkan potensi pendapatan Rp1,3 triliun untuk kontrak 10 tahun angkutan batu bara di wilayah Indonesia," tuturnya.

Eka menargetkan kapal induk logistik tersebut akan beroperasi pada akhir Agustus dengan target angkut batu bara sekitar 1,1 juta metrik ton per tahunnya. Sementara wilayah operasionalnya berkisar dari Kalimantan Selatan ke Sulawesi Tengah dan Halmahera.

Saat ini MV Maharaja Nusantara masih dalam dalam proses docking ditargetkan selesai di paruh kedua Agustus dan beroperasi di akhir Agustus setelah proses administrasi perijinan selesai.

Dalam pemberitaan sebelumnya dikatakan, pembelian kapal tersebut didapat kredit investasi dari PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dengan plafon sebesar Rp154,7 miliar. SLSA setidaknya perlu merogoh US$10,75 juta atau setara Rp163,45 miliar untuk pembelian kapal tersebut.

Penambahan armada juga dilakukan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS), Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) PT Pertamina (Persero).  Direktur Perencanaan Bisnis PIS, Wisnu Medan Santoso mengatakan peningkatan kinerja ditopang oleh keberhasilan transformasi bisnis dan perluasan pasar. Perusahaan juga melakukan penambahan kapal raksasa baru sebagai upaya ekspansi.

Dia mengungkap, sepanjang 2022-2023, pihaknya sudah melakukan investasi sebanyak 5 kapal baru, terdiri dari kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) bernama Pertamina Gas 'Amaryllis, 2 kapal medium range chemical, dan 2 kapal small gas carrier. Yang terbaru, PIS akan mendatangkan kapal small chemical.

"Jadi kita secara aktif menambahkan aset dan membesarkan bisnis, dan mengembangkan network baru, kita buka kantor cabang baru di Dubai per Desember 2022. Serangkaian upaya ini yang bisa meningkatkan pendapatan dan juga bottom line kita," ujar Wisnu dalam BUMN Perfomance Report, Selasa (29/8/2023).

Sepanjang Semester I-2023, PIS mencetak laba US$ 138,5 juta atau naik 93% (yoy) atau mencapai 63,7% dari target RKAP 2023. Kontribusi utama dari pendapatan lewat kapal-kapal baru itu yakni pengangkutan bahan bakar dan LPG yang mencapai 80%. Di sisi lain, Wisnu menuturkan pihaknya juga mulai melakukan diversifikasi ke arah market non captive Pertamina Group. "Tentu kapal-kapal unggulan ini menjadi ujung tombak dari kita untuk menangkap peluang market di sektor itu," jelas Wisnu.

Perusahaan menurutnya juga terus melihat perkembangan bisnis, terutama dalam fase transisi energi. Untuk itu, PIS memiliki profil investasi yang banyak dilakukan di kapal gas dan chemical.

"Kami lihat gas yang lebih dulu akan menggantikan BBM menjadi bahan bakar utama di Indonesia maupun di regional. Dan chemical menurut kami juga belum tergantikan karena walaupun dari sisi transportasi BBM sudah terganti EV, tapi kebutuhan chemical untuk produksi masih tetap ada, itu salah satu sektor yang juga kita akan kejar," tambahnya.

Perluas Jaringan

Sementara itu, dalam mendorong pertumbuhan bisnisnya, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menggadeng kerjasama dengan Hasnur Group Indonesia. Baik Samudera Indonesia dan Hasnur percaya, kolaborasi yang erat antara keduanya akan membawa hasil yang eksponensial bagi semua pihak.

Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani Maulana Mulia dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, Indonesia diberkahi dengan kekayaan alam yang berlimpah, lokasi strategis di tengah jalur perdagangan dunia, serta pasar domestik yang sangat sehat.

“Peluang pertumbuhan kita sangat luar biasa, dan untuk merealisasikan peluang dengan lebih cepat, kami percaya kuncinya adalah kerja sama dan kolaborasi antar sesama perusahaan nasional,” ujarnya seperti dikutip dari situs berita neraca.

Bani menambahkan bahwa Samudera dan Hasnur memiliki kesamaan visi sebagai pemain swasta nasional yang percaya dengan potensi cerah masa depan Indonesia. Setelah sebelumnya kerja sama dilakukan di anak perusahaan, sekarang sepakat untuk meningkatkan kolaborasi di tingkat induk perusahaan masing-masing.

Hasnur yang memulai kegiatan usahanya dari angkutan sungai, galangan kapal, dan sektor kehutanan di Kalimantan Selatan, saat ini telah berkembang pesat menjadi salah satu pemain utama pada sektor pertambangan batu bara, infrastruktur pertambangan, agribisnis, transportasi, konstruksi, bahkan hingga ke sektor media, olahraga, dan pendidikan di Indonesia.

Samudera memiliki pengalaman lebih dari 70 tahun di bidang pelayaran dan logistik terintegrasi untuk pasar domestik maupun Internasional yang didukung oleh jaringan yang luas dan kantor di berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara.

Jayanti menyatakan, kolaborasi adalah kunci. Samudera dan Hasnur memiliki banyak kemiripan, di antaranya adalah nilai luhur yang ditanamkan dari kedua founding fathers perusahaan. “Saya berharap bahwa kerja sama ini kelak akan menjadi sebuah bentuk legacy yang dapat memberikan dampak positif untuk generasi yang akan datang,” jelas Jayanti.

Tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar USD 150 juta atau setara dengan Rp 2,29 triliun (asumsi kurs Rp 15.327 per dolar AS),"Kami akan gunakan belanja modal untuk menambah kapasitas yang dibutuhkan dalam melayani pelanggan, misalnya menambah kapal, menambah fasilitas logistik, seperti lahan dan pergudangan, truk dan alat berat lainnya," kata dia. Cnbc/neraca

  • By admin
  • 13 Sep 2023
  • 822
  • INSA