• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

KUARTAL I 2024, SEKTOR PELAYARAN TUNJUKKAN KINERJA YANG POSITIF

KUARTAL I 2024, SEKTOR PELAYARAN TUNJUKKAN KINERJA YANG POSITIF

Sejumlah perusahaan pelayaran nasional menunjukkan kinerja yang positif selama kuartal I tahun 2024. PT Wintermar Offshore Marine, Tbk mencatat Laba Kotor US$5 juta dan Laba Diatribusikan sebesar US$2,2 juta pada kuartal I tahun 2024 yang didorong meningkatnya margin kotor Kapal Milik.

Total Laba Kotor meningkat 66,8% YOY menjadi US$5,0 juta pada kuartal I tahun 2024 dibanding US$3 million pada kuartal I  tahun 2023, sementara total pendapatan naik 16,3%YOY menjadi US$18,4 juta. Tarif sewa yang lebih tinggi menghasilkan kenaikan margin laba kotor atas  Divisi Kapal Milik.

Pada kuartal I tahun 2024, laba kotor Kapal Milik mengalami peningkatan sebesar US$3,9 juta (+129,4% YOY) dibandingkan dengan kuartal I tahun 2023, yang dihasilkan dari pendapatan sebesar US$14 juta (+44,6% YOY).

Pencapaian ini diraih meskipun utilisasi armada mengalami sedikit peningkatan dari 67% di kuartal I tahun 2023 menjadi 69% di kuartal I tahun  2024, oleh karena peningkatan tarif sewa dan pendapatan tambahan dari kapal yang diperoleh pada tahun 2022 dan 2023 yang mulai beroperasi. Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, pendapatan dari Kapal Milik mengalami penurunan sebesar 8% untuk kuartal I tahun  2024 dibandingkan dengan kuartal I tahun  2023.  Hal ini disebabkan oleh berakhirnya beberapa kontrak spot kapal, yang mencerminkan sifat jangka pendek dari proyek yang sedang beroperasi saat ini. Namun, laba kotor bertahan pada US$3,9 juta (-1% QOQ) dibandingkan dengan US$4 juta di kuartal IV tahun 2023, yang merupakan hasil dari margin yang lebih besar akibat membaiknya tarif sewa atas kontrak spot, mengimbangi utilisasi yang lebih rendah.

Biaya Langsung Kapal Milik meningkat sebesar 26,4% YOY menjadi US$10,1 juta untuk 1Q2024, terutama didorong oleh meningkatnya jumlah kapal operasional dibandingkan dengan kuartal 1 2023. Peningkatan terbesar terjadi pada biaya perawatan yang naik sebesar +104,2% YOY menjadi US$2,4 juta dan biaya awak kapal yang naik 17,9%YOY menjadi US$2,5 juta pada 1Q2024. Selain peningkatan jumlah kapal, biaya perawatan juga menjadi lebih tinggi karena persiapan beberapa kapal untuk beroperasi di luar negeri.

Kenaikan biaya awak kapal selaras dengan peningkatan jumlah awak kapal dan kapal yang beroperasi secara internasional, yang membutuhkan biaya awak kapal yang lebih tinggi untuk memenuhi persyaratan sewa. Selain itu, biaya depresiasi naik menjadi US$3,5 juta, naik 17,2% YOY, mencerminkan pertumbuhan jumlah armada.

Emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) membukukan penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024. Pendapatan bersih dan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk kompak tergerus. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, SMDR membukukan pendapatan jasa sebesar US$156,40 juta atau setara dengan Rp2,48 triliun (kurs jisdor Rp15.873) kuartal I/2024.

Pendapatan tersebut turun 24,68% dibandingkan dengan kuartal I/2023 yang tercatat sebesar US$207,66 juta. Pendapatan tersebut ditopang oleh pendapatan uang tambang sebesar US$95,41 juta, pendapatan jasa keagenan, forwarding dan pelabuhan sebesar US$25,40  juta, pendapatan jasa penanganan peti kemas sebesar US$18,42 juta dan pendapatan sewa kapal sebesar US$11,59 juta.

Sejalan dengan penurunan pendapatan jasa, beban jasa juga ikut turun menjadi US$131,08 juta atau setara dengan Rp2,08 miliar. Beban tersebut turun 15,61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$155,37 juta.

Alhasil, laba kotor tercatat sebesar US$25,31 juta atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$52,31 juta. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk turun 62,97% menjadi sebesar US$10,15 juta atau setara dengan Rp161,22 miliar. Laba itu turun dibandingkan dengan kuartal I/2023 yang tercatat sebesar US$27,43 juta.

Sementara itu, SMDR mencatatkan total liabilitas per Maret 2024 sebesar US$534,27 juta. Rinciannya adalah liabilitas jangka pendek sebesar US$221,54 juta dan liabilitas jangka pendek sebesar US$312,73 juta.  Kemudian total ekuitas tercatat sebesar US$694,68 juta atau lebih tinggi dibandingkan dengan akhir 2023 yang tercatat sebesar US$685,51 juta. Adapun total aset tercatat sebesar US$1,22 miliar.

Sementara itu, Emiten pelayaran PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp 46,69 miliar. Hal ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Rabu (15/5/2024).  “RUPST menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 46,69 miliar dari laba bersih tahun buku 2023,” kata Sekretaris Perusahaan Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Wawan Heri Purnomo seperti ditulis Kompas.com.

Wawan mengungkapkan, setiap pemegang saham akan menerima dividen sebesar Rp 6,3 per saham. Jumlah tersebut setara dengan 30 persen dari total laba bersih ELPI pada tahun 2023.  "Peningkatan jumlah dividen ini sejalan dengan lonjakan laba bersih yang kami capai sepanjang tahun 2023," ujar Wawan.

Sebagai perbandingan, pada tahun lalu ELPI membagikan dividen sebesar Rp 30,93 miliar dari laba tahun buku 2022, dengan setiap pemegang saham menerima dividen Rp 4,18 per saham. Selain pembagian dividen, Wawan menjelaskan bahwa sekitar 10 persen dari laba bersih tahun buku 2023, akan dicadangkan. Sisanya akan dicatat sebagai laba ditahan untuk mendukung ekspansi dan pengembangan usaha Pihaknya akan fokus pada pertumbuhan dan penguatan operasional di industri pelayaran. Secara bisnis, ELPI juga akan meningkatkan efisiensi dan mengembangkan armada kapal ramah lingkungan. “Fokus utama pada 2024 adalah konsolidasi operasi dan investasi pada kapal-kapal baru yang mendukung sektor energi, khususnya batubara, minyak dan gas.  AJ

 

  • By admin
  • 10 Jun 2024
  • 487
  • INSA