Kabut Asap Tidak Kunjung Mereda, Keselamatan Pelayaran Kian Terancam
Kabut Asap Tidak Kunjung Mereda, Keselamatan Pelayaran Kian Terancam
JAKARTA—Indonesia National Shipowners' Association (INSA) menegaskan kondisi kabut asap akibat kebakaran hutan di wilayah Kalimantan dan Sumatra sudah sampai pada tahap membahayakan keselamatan pelayaran.
Sebab, jarak pandang akibat kabut asap menjadi sangat terbatas sehingga para nakhoda kapal harus bisa ekstra waspada guna menghindari terjadinya kecelakaan pelayaran. Sedangkan para pemilik kapal harus melakukan risk assesment guna memastikan kapal- kapalnya belayar dalam keadaan selamat.
Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto mengatakan para pemilik kapal sudah merasakan dampak kabut asap tersebut di sejumlah perairan dan Sungai. “Di Sungai Musi, Sungai Batang Hari, Sungai Siak dan sungai-sungai di Kalimantan, jarak pandang kian mengkhawatirkan,” katanya.
Dia mengharapkan Pemerintah dapat segera mengatasi masalah kabut asap ini secara seksama agar kegiatan pelayaran dalam negeri dapat berlangsung dengan selamat. “Kami mendukung langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah untuk mengatasi kabut asap ini,” ujarnya.
Guna menjamin keselamatan dan keamanan kapal-kapal yang berlayar di perairan dengan jarak tampak terbatas akibat asap, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengeluarkan Maklumat Pelayaran No.64/PABL/2019 tertanggal 18 September 2019 tentang Keselamatan Kapal Terkait Kabut Asap.
Berdasarkan maklumat tersebut, atas nama Dirjen Perhubungan Laut Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ahmad menginstruksikan kepada para Kepala Unit Penyelenggara Teknis (UPT) dan pihak terkait agar meningkatkan kewaspadaan, mengawasi dan mengingatkan kapal yang berlayar terhadap ancaman kabut asap yang dapat mengganggu keselamatan pelayaran.
“Semua pihak terkait baik Kepala UPT, Marine Inspector (MI), Nakhoda kapal maupun perusahaan pelayaran harus melaksanakan instruksi ini dengan penuh tanggung jawab dan wajib melaporkannya kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut,” katanya.
Dia menjelaskan para nakhoda kapal yang beroperasi di wilayah perairan dengan jarak tampak terbatas agar selalu melakukan pengamatan dengan penglihatan, pendengaran maupun sarana yang tersedia diatas kapal sesuai penilaian situasi dan bahaya tubrukan.
“Nakhoda juga harus berlayar dengan kecepatan aman sesuai keadaan, menyiapkan mesinnya untuk dapat berolah gerak serta menghindari keadaan terlalu dekat atau adanya bahaya tubrukan," tegas Ahmad.
Tips Bagi Pelaut
Dampak kabut asap antara lain adalah pengamatan di sekitar kapal menjadi terbatas. Definisi pengamatan terbatas adalah kurang dari 5 NM (Definition Restricted visibility less than 5 NM).
Pengamatan terbatas, pendengaran maupun sarana yang tersedia.
During restricted visibility basic duty:
- Master, 2 officers and 2 AB.
- The master shall change the speed of the ship to one that is concidered safe.
- Navigation equipment stand by; Operate radar and/or ARPA and detect the presence of the other surroundhing ships, and their heading, ECDIS, AIS, VHF radio for communication with other ship.
- Calculate CPA other ship and should not less than 2 miles in open sea and 1 mile in close water.
- Navigation light: turn on.,
- Sound for signals:
- Making way : shall sound at intervals not more than 2 minutes.
- Not making way; Shall sound at intervals of not more than 2 minutes 2 prolonged blasts in succession with an interval of about 2 seconds between them.
Di sisi lain, bencana asap yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan akibat Karhutla dapat menimbulkan penyakit
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) bagi para pelaut yang mengoperasikan kapal di daerah tersebut.
Untuk mengurangi risiko terkena ISPA, INSA menyarankan agar pelaut melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, hindarilah paparan kabut asap. Hal ini sesuai dengan saran Kementerian Kesehatan agar segera membatasi kegiatan di luar ruangan yang berhubungan langsung dengan paparan kabut asap saat gejala ISPA muncul.
Kedua, jika tidak bisa menghindari paparan kabut asap, gunakan masker jika terpaksa harus keluar ruangan dan terpapar dengan kabut asap.
Ketiga, konsumsilah makanan bergizi dan minum lebih banyak air putih.
Sayuran dan buah-buahan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi.
Selanjutnya, jika sudah terkena ISPA, maka lakukanlah langkah-langkah:
Pertama, istirahat yang cukup. Seperti dikutip dari Medical News Today, saat gejala ISPA mulai muncul pasien disarankan untuk beristirahat agar dapat mengembalikan sistem kekebalan tubuh.
Kedua, sejumlah obat seperti antihistamin, dekongestan dan penghilang rasa nyeri juga dapat dikonsumsi untuk meredakan gejala ISPA. Konsumsi obat herbal seperti bawang putih, jahe panas, dan lemon panas juga dapat meredakan gejala.
Jika gejala ISPA akibat kabut asap masih terus berlanjut seperti makin sulit bernafas dan tak kunjung turun, dan bibir membiru, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. (*)
- By admin
- 08 Oct 2019
- 1307
- INSA