• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

Gelombang di Laut Jawa Capai 3 Meter, Pelayaran ke Bawean Ditunda

Gelombang di Laut Jawa Capai 3 Meter, Pelayaran ke Bawean Ditunda

 

Tidak mendapat ijin berlayar, membuat kapal express bahari 8 E menuju Pulau Bawean masih sandar di Pelabuhan Gresik.

GRESIK, KOMPAS.com – Cuaca buruk yang melanda perairan Laut Jawa, membuat Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Gresik menunda pelayaran kapal penumpang yang hendak menuju Pulau Bawean atau sebaliknya, mulai Kamis (2/2/2017) lalu hingga Senin (6/2/2017) ini.

KSOP Kelas II Gresik menerima laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya, bahwa gelombang air di perairan Laut Jawa telah mencapai tiga meter. Sehingga sesuai prosedur yang telah ditentukan, maka untuk sementara pelayaran menuju Pulau Bawean dan sebaliknya ditunda.

“Sesuai prosedur, memang ada larangan untuk kapal penumpang berlayar, baik dari Pulau Bawean maupun sebaliknya, jika gelombang sudah setinggi tiga meter. Makanya usai mendapat laporan tersebut, maka kami putuskan pelayaran ditunda dulu,” tutur Seksi Kepelabuhanan KSOP Kelas II Gresik Nanang Afandi, Senin (6/2/2017).

Ia menyebutkan, belum mengetahui sampai kapan larangan berlayar akan diterapkan. Sebab larangan ini bersifat kondisional dengan melihat cuaca yang mendukung bagi keselamatan kapal dan penumpang untuk berlayar.

“Rencana awal, akan kami tunggu hingga tanggal 7 Februari 2017 mendatang. Kalau memang prakiraan cuaca dari BMKG sudah bagus, pasti akan kami perbolehkan untuk berlayar. Tapi kalau tidak, ya terpaksa akan kami tunda lagi sampai batas waktu yang aman,” jelasnya.

“Bukan apa-apa, tapi keputusan ini juga semata demi keselamatan para penumpang kapal sendiri,” tambah Nanang.

Adapun terkait tiket maupun pengembalian uang kepada calon penumpang, dia menyebutkan, hal itu merupakan tanggung jawab pihak penyedia jasa pelayaran alias agen perjalanan.

“Soal tiket, kami tidak ikut-ikut, sebab itu urusannya agen. Entah itu dikembalikan berupa uang atau tiket pada saat kapal berlayar nanti, itu sepenuhnya tanggung jawab agen,” ucapnya.

Sementara para calon penumpang kecewa karena Kapal Motor (KM) Express Bahari 8 E tidak berlayar menuju Pulau Bawean sejak Kamis (4/2/2017) lalu.

Seperti Maskhanul Ilmi (35) dan Mukhlasin (25), calon penumpang menuju Bawean. “Kecewa, bukan karena apa. Tapi saya sudah ditunggu juragan yang ada di Bawean untuk tanda tangan kontrak, dan disuruh untuk segera memulai pekerjaan di sana. Tapi kondisinya seperti ini, mau bagaimana lagi,” ucap Mukhlasin.

“Makanya kami tadi foto dengan background kapal, sebagai bukti kepada bos, jika kami sudah ada di pelabuhan tapi kapal tidak boleh berlayar karena cuaca buruk,” sahut Maskhanul Ilmi.

Setali tiga uang, calon penumpang menuju Pulau Bawean yang lain Achmad Syaiful (46), juga mengungkapkan hal yang sama. Pria yang menjadi staf di SMA Nahdlatul Ulama (NU) Gresik ini mengaku, hendak mengirimkan berkas penting menuju Pulau Bawean dengan segera.

“Iya ini mau kirim dokumen buat ujian di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) NU di Bawean, tapi kata petugasnya kapal nggak berlayar karena cuaca buruk. Padahal, dokumen ini harus bisa segera sampai di Bawean, sebab ujian akan dilangsungkan tanggal 9 Februari mendatang,” tutur Achmad.

 

Sumber : http://regional.kompas.com/read/2017/02/06/12020001/gelombang.di.laut.jawa.capai.3.meter.pelayaran.ke.bawean.ditunda

  • By admin
  • 07 Feb 2017
  • 1160
  • INSA