• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

Calon Operator Pelabuhan Patimban Jawa Barat Diumumkan

Calon Operator Pelabuhan Patimban Jawa Barat Diumumkan

Jakarta-Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan perusahaan calon operator yang lolos tahap pra-kualifikasi proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Hanya ada satu konsorsium dinyatakan lolos seleksi pada tahapan ini.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, menjelaskan bahwa lelang ini dilaksanakan dengan pendampingan bersama Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Patimban sendiri digadang-gadang sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia.

"Hasil evaluasi dari panitia pengadaan telah disampaikan kepada Dirjen Perhubungan Laut selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) untuk diproses lebih lanjut," kata Adita sebagaimana dikutip www.dephub.go.id.

Adita menjelaskan, lelang dibuka pada 30 September 2020 dan saat itu diharapkan banyak perusahaan dan konsorsium yang mendaftar. Di akhir masa pendaftaran pada 14 Oktober 2020, ada 10 perusahaan yang ikut serta mengambil dokumen lelang.

Adapun yang pada akhirnya memasukkan dokumen lelang sebanyak lima peserta yang terdiri dari tiga perusahaan konsorsium, dan dua perusahaan tunggal.

Lima peserta tersebut kemudian dinilai berdasarkan sejumlah kriteria yang telah ditetapkan, antara lain kemampuan finansial, minimal aset bersih (net asset), kepemilikan izin badan usaha pelabuhan, serta pengalaman pengelolaan proyek terminal peti kemas dengan kapasitas minimum yang telah ditentukan.

"Dari hasil seleksi yang telah dilaksanakan dengan ketat, hanya satu perusahaan konsorsium yang memenuhi semua kriteria yang ditetapkan," ucap Adita.

Perusahaan tersebut adalah Konsorsium Patimban yang terdiri dari PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya.

Adita menegaskan, kendati hanya memunculkan satu perusahaan yang lolos pra kualifikasi, pemerintah tetap optimis akan didapat calon operator yang mampu mengelola salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia.

"Kriteria telah dibuat sangat ketat, sehingga yang dapat memenuhi kriteria adalah perusahaan yang memiliki kemampuan yang baik," tegasnya.

Hasil pra-kualifikasi tersebut juga telah sesuai dengan Peraturan Lembaga LKPP Nomor 29/2018. Dalam peraturan disebutkan bahwa pengadaan badan usaha melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha, proses lelang tetap bisa dilanjutkan meskipun hanya didapatkan satu yang lolos pra-kualifikasi.

Pengumuman hasil evaluasi akan disampaikan melalui surat kepada masing-masing peserta. Pengumuman juga dimuat di situs resmi Kementerian Perhubungan pada Selasa, 20 Oktober 2020.

Pelabuhan Patimban berada di area seluas 369 hektare (ha) dan backup area mencapai 345,2 ha, dengan biaya investasi total hingga mencapai Rp 43,2 triliun. Pada tahap awal, pelabuhan tersebut akan beroperasi di November atau Desember 2020.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, memang beberapa kali buka suara mengenai pencarian operator untuk mengurus pelabuhan ini. Rencananya, pengelola pelabuhan ini berasal dari asing maupun domestik.

"Dengan melakukan suatu koordinasi untuk penunjukan operator, dimana operator ini Insya Allah akan dikerjasamakan dalam dan luar negeri, tentu kita yang mayoritas," kata Budi, Selasa (21/9/2020).

Patimban  merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), berada di area seluas 369 ha dan backup area mencapai 356 ha, dengan biaya investasi total hingga mencapai Rp 43,2 triliun.

Untuk tahap satu sudah dilakukan sebesar Rp 14 triliun yang dananya berasal dari APBN dan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). "Kita harapkan selesai tahun 2021. Diikuti nanti 2021 ke 2023 untuk tahap berikutnya dengan investasi Rp 9,5 triliun," katanya.

"Sedangkan lainnya, tahap 3 dan 4 adalah kawasan-kawasan yang kita harapkan sebagai kawasan KPBU (kerja sama pemerintah badan usaha). Artinya kita akan lelang tempat-tempat itu dan ada satu kesempatan bagi swasta untuk berkiprah di sana dan kita tidak akan menggunakan APBN lagi," jelasnya.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus Purnomo menjelaskan pada tahap satu ini, uji sandar kapal sudah dilakukan pada awal minggu lalu. Saat ini tahap yang sedang berproses adalah pembuatan akses jalan agar pelabuhan dapat  beroperasi.

Agus berharap adanya pengembangan kawasan Pelabuhan Patimban ini dapat mendorong roda perekonomian masyarakat sekitar. Terlebih di sekitar kawasan pelabuhan juga sudah ada infrastruktur pendukung, yakni Bandara Kertajati serta akses tol.

"Adanya pengembangan kawasan Patimban, diharapkan dapat mendorong roda perekonomian baru di daerah Rebana (Cirebon, Subang, Majalengka) yang saat ini sudah ditopang infrastruktur pendukung seperti Bandara Kertajati dan akses jalan tol. Selain itu, pelabuhan ini juga akan mengintegrasikan kawasan ekonomi existing, seperti Bekasi Timur, Karawang, dan Purwakarta," ucapnya. (Red/Aj)

  • By admin
  • 04 Nov 2020
  • 885
  • INSA