Bentuk Bidang Digital untuk Merespon Perkembangan Digitalisasi Angkutan Laut
Bentuk Bidang Digital untuk Merespon Perkembangan Digitalisasi Angkutan Laut
Perkembangan digitalisasi di Indonesia saat ini cukup pesat dari waktu ke waktu dan tak hentinya para pengembangnya terus melakukan inovasi-inovasi berbasis teknologi informasi agar dapat terus membantu penggunanya dalam menyelesaikan aktivitasnya sehari-hari.
Perkembangan digitalisasi itu sejalan dengan perkembangan pengguna internet. Data APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) menyebutkan pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada tahun 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat 2,67 persen dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebanyak 210,03 juta pengguna. Jumlah pengguna internet tersebut setara dengan 78,19 persen dari total populasi Indonesia yang sebanyak 275,77 juta jiwa.
Persentasenya lebih tinggi 1,17 persen poin dibandingkan pada 2021-2022 yang sebesar 77,02 persen. Tingkat penetrasi internet di wilayah perkotaan sebesar 77,36 persen pada 2022-2023. Sisanya, pengguna di wilayah pedesaan.
Berbagai sektor telah melakukan lompatan transformasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan internet yang demikian pesat memberikan peluang untuk terjadinya efisiensi dalam usaha, tidak terkecuali sektor angkutan laut. "Sektor angkutan laut tidak bisa tutup mata atas perkembangan tekologi digital. Oleh karena itu, untuk merespon kemajuan dunia digital, kami bentuk bidang digital agar terjadi akselerasi digitalisasi bidang pelayaran," kata Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association Siana A. Surya.
Penerapan teknologi digital di bidang angkutan laut tidak hanya menciptakan peluang bagi perusahaan pelayaran itu sendiri, terutama dalam menghemat biaya operasional, tetapi juga dapat meningkatkan transparansi data dan keuangan, mendukung sistem administrasi yang efektif, manajemen pengelolaan yang efisien dan pola pengadaan barang yang transparan.
Siana menjelaskan jika asosiasinya mendukung transformasi angkutan laut melalui penerapan teknologi digital. Keberhasilan penerapan teknologi digital di bidang angkutan laut akan meningkatkan daya saing perusahaan pelayaran nasional.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Capt. Antoni Arif Priadi menegaskan pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan dan meningkatkan digitalisasi pelabuhan guna mendorong terwujudnya National Logistic Ecosystem (NLE).
Di antaranya dengan menambahkan menu dan fitur-fitur yang semakin memudahkan pengguna jasa. “Adapun saat ini pelayanan terhadap kapal mulai dari masuk pelabuhan, sandar, bongkar muat dan keluar dari pelabuhan dapat dengan mudah diproses dan diawasi melalui Inaportnet,” ujar Capt. Antoni dalam keterangannya, Kamis (18/1).
“Digitalisasi merupakan cara paling efektif untuk meningkatkan pelayanan, menjawab tantangan bisnis maritim secara global, mendukung kelestarian lingkungan melalui kegiatan operasional yang bersih dan efisien, dan pada akhirnya akan menciptakan sinergi diantara semua pemangku kepentingan di bidang pelayaran”
Ke depannya, lanjut Capt. Antoni, Ditjen Hubla akan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan melalui inovasi digital, menjadikan pelabuhan Indonesia lebih efisien dan bersaing di tingkat global.
“Digitalisasi pelabuhan tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan PNBP, tetapi juga bertujuan utama untuk mempercepat proses dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna jasa pelabuhan,” beber dia.
“Kementerian Perhubungan dan Ditjen Hubla berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan sektor perhubungan melalui inovasi dan teknologi guna meningkatkan efisiensi dan pelayanan yang berkualitas,” pungkasnya.
Berdasarkan hasil sidang komite fasilitasi ke-47 pada International Maritime Organization (IMO), telah mewajibkan negara anggotanya untuk menerapkan Maritime Single Window mulai 1 Januari 2024. Untuk itu, Indonesia melalui Lembaga National Single Window (LNSW) terus mempersiapkan dan mendorong optimalisasi pemanfaatan digitalisasi kepelabuhanan di Indonesia melalui mekanisme single submission, single processing, dan single synchronizing and decision making.
Salah satunya yaitu melalui aplikasi Inaportnet yang merupakan bagian dari NLE yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan keluar masuk kapal di pelabuhan serta kegiatan bongkar muat barang dan penumpang. Aplikasi Inaportnet ini telah terintegrasi dengan beberapa layanan dari pemangku kepentingan lain seperti Bea Cukai, Imigrasi, dan Kesehatan Pelabuhan.
- By admin
- 25 Feb 2024
- 743
- INSA