28 Sub Sektor Ekosistem Maritim Ramaikan Event Sea Indonesia
28 Sub Sektor Ekosistem Maritim Ramaikan Event Sea Indonesia
Sebanyak 28 Sub-Sektor Ekosistem Maritime dipastikan meramaikan pergelaran Sea Indonesia 2023, Exhibition & Conference 2023 di Jakarta pada 15-17 Mei 2023.
Ke-28 sub-sektor maritim tersebut adalah logistic & transport, law firm & public notary, hull & machinery, mining, oil and gas service, consultant & survey, fleet management, fuel & oil filtration system, classification society, under water survey, financier & banking, shipbuilders & shipyard, marine tourism, trade, industry associations,
Kemudian ship engine & component manufacturer, equipment suppliers, ship chandler, information & technology, marine paint & coating, marine technology & service provider, marine electrical engineering equipment, port & terminal operators, naval architect, marine lube & fuel, marine institution & research and manufacturing & industrial consultant.
Mereka berasal dari Indonesia, Jerman, Jepang, Korea Selatan, China, Malaysia dan Singapura. “Event ini akan mempertemukan pengusaha Indonesia dan luar negeri untuk saling bertukar informasi bisnis dan investasi sehingga diharapkan terjalin kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Direktur PT Kshatriya Piningit Kamulyan atau disingkat dengan KPK, Johnson W. Sutjipto selaku event organizer.
PT KPK merupakan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa event organizer dan telah berpengalaman dalam melaksanakan berbagai kegiatan seperti seminar dan workshop, sport event, penerbitan buku, media, kegiatan kemanusiaan, maupun pameran serta conference. Sejak 2019, KPK membuat rencana yang matang untuk menggelar event pameran dan seminar berskala internasional bidang maritim dengan nama Sea Indonesia.
Sea Indonesia 2023 mengambil tema Maritime One Stop Shop SHOP (MOSS), The Most Exclusive Maritime Exhibition & Conference yang diharapkan menjadi tempat bagi bertemunya para pengusaha kemaritiman nasional dan internasional sehingga dapat terjadi berbagai kerja sama investasi dan bisnis.
Sebanyak 100 exhibitor (peserta pameran), telah memastikan hadir dan memamerkan berbagai karya dan produk serta layanan unggulan mereka.
Dari Malaysia sendiri, sebanyak 30 pengusaha yang tergabung ke dalam organisasi SAMIN (Sarawak Association of Maritime Industries) memastikan akan hadir. Mereka melihat dengan serius event ini sebagai ajang untuk mendekatkan diri kepada customer mereka di Indonesia. Sebab, tidak sedikit pengusaha perkapalan Indonesia yang membangun kapal di Serawak, Malaysia setelah lokasi di Batam penuh. “Mereka ingin menyapa lebih dekat kepada customer mereka di Indonesia,” kata Johnson.
Pada event ini, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk tercatat sebagai main sponsor dengan membangun booth pameran seluas 5% atau 200 meter persegi dari total area pameran seluas 4.000 meter. “Ini menunjukkan keseriusan salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia tersebut terhadap event ini,” katanya.
Bank Mandiri merupakan badan usaha milik negara yang menyediakan berbagai macam layanan jasa keuangan, termasuk pembiayaan di bidang kemaritiman. Event ini akan dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk mengenal lebih jauh tentang pembiayaan kemaritiman yang disediakan oleh Bank Mandiri.
Johnson menjelaskan latar belakang digelarnya event ini setelah melihat kenyataan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 buah sehingga perlu terus digaungkan potensi maritim Indonesia
dapat dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.
Tujuan Sea Indonesia adalah untuk memfasilitasi bertemunya para pemangku kepentingan bidang maritim dalam negeri maupun luar negeri serta memberikan ruang bagi perusahaan nasional untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri. “Ini kesempatan yang sangat baik untuk memperkenalkan dan saling menjajaki kerja sama bisnis dan investasi antara pengusaha Indonesia dan luar negeri,” katanya.
Komisaris PT Kshatriya Piningit Kamulyan Siana A. Surya mengatakan Sea Indonesia berbeda dengan kegiatan pameran dan conference lainnya di dunia. Event ini lebih lengkap pesertanya dan lebih beragam yakni terdiri dari 28 sub-sektor dari Ekosistem Maritim. “Sea Indonesia memang berbeda dari event sejenis lainnya di dunia atau di Indonesia,” katanya.
Siana juga menyinggung soal Green Energy yang menjadi salah satu fokus dari tema seminar yang diangkat dalam Conference Sea Indonesia.
Menurutnya, penting bagi Indonesia untuk melakukan update kebijakan green energy yang akan berlaku dalam waktu dekat sehingga isu Green Energy sangat penting untuk diangkat dalam berbagai kesempatan.
Selain pameran, di event yang sama juga digelar seminar yang membahas berbagai topik aktual baik menyangkut Maritime Policy, Maritime Security, Maritime Green Energy, Maritime Education Research, Maritime Enterprise dan Maritime Association.
Tema-tema tersebut dibahas oleh para narasumber yang berasal dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kauangan, Badan Keamanan Laut (Bakamla), The Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships in Asia (ReCAAP) ISC, the Information Fusion Centre (IFC) Singapura, The BureauVeritas, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, The Methanol Institute, China Classification Society (CCS), Rina Indonesia, Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran (BTKP), PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT Tunas Mandiri Finance, PT Cahaya Samoedera Bersaudara, Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI), Indonesia Shipping Agency Association (ISAA) dan Perkumpulan Praktisi Perkapalan Indonesia.
- By admin
- 23 May 2023
- 609
- INSA