• +62 21 351 4348
  • sekretariat@dppinsa.com

10 TAHUN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

10 TAHUN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan capaian infrastruktur  yang terbangun selama hampir 1 dekade di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Pembangunan simpul transportasi merupakan modal penting untuk menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Tujuannya agar timbul pemerataan pembangunan hingga pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Menhub menilai lewat pembangunan infrastruktur transportasi maka akan berdampak kepada efisiensi biaya logistik nasional. Dia menjelaskan dalam 10 tahun terakhir ini, dari serangkaian proses pembangunan transportasi baik di perkotaan ataupun di seluruh Indonesia, bisa kita lihat bahwa hampir semua itu relatif naik.

“Ini merupakan suatu proses pembangunan selama 10 tahun ke belakang, seperti bandara, LRT, MRT, kapal perintis dan angkutan di pedesaan atau pedalaman untuk kemajuan transportasi di Indonesia," ungkapnya pada acara 'Satu Dekade Pembangunan Infrastruktur Indonesia' yang digelar Institut Studi Transportasi (Instran) bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Jakarta, Jum'at (17/5/2024).

Sejumlah narasumber yang hadir pada acara itu adalah, Menhub sebagai keynote speaker, Robby Kurniawan Kepala Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub, Tri Dewi Virgiyanti Direktur Transportasi Kedeputian Sarana dan Prasarana Bappenas, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, Ketua MTI Tory Damantori serta Ketua Instran Ki Dharmaningtyas. Dari Indonesian National Shipowners’ Association hadir Tularji A.M, Staf Khusus bidang Media dan Komunikasi.

Menhub menjelaskan dalam sepuluh tahun terakhir, Pemerintah telah membangun dan merevitalisasi sejumlah Terminal Tipe A di berbagai wilayah baik di Jawa, Sumatera, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara Timur. Demikian juga dengan transportasi udara. Sejak tahun 2015 - 2023, pembangunan bandara baru dilakukan di 25 lokasi dan dilakukan revitalisasi juga terhadap bandara-bandara yang sudah ada sebanyak 38 bandara agar peran dan fungsinya dapat mendukung berkembangnya sebuah daerah.

Hal penting yang perlu dicatat disini adalah Pemerintah memiliki kebijakan yang sangat penting agar daerah-daerah tertinggal, terluar, terpencil, dan perbatasan (3TP) untuk mendapat perhatian. Berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) pun digelontorkan untuk membuka keterisolasian wilayah di kawasan 3TP tersebut.

Pada sektor transportasi laut, Pemerintah juga telah membangun dan melakukan revitalisasi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia agar menjadi penghubung satu wilayah dengan wilayah lainnya, baik untuk mobilitas orang atau barang.

Dalam satu dekade ini, program Tol Laut yang memiliki 39 trayek dengan menyinggahi 115 pelabuhan diharapkan menjadi jembatan distribusi barang dan mobilitas orang yang selama ini menjadi kendala bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil, terluar, dan di perbatasan. Harga-harga barang dan kebutuhan pokok yang beberapa tahun lalu terbilang tinggi akibat angin timur dan gelombang besar yang membuat kapal-kapal distribusi barang tidak dapat merapat, kini ada solusinya.

Di sektor transportasi laut, telah dibangun 39 trayek tol laut, 51 proyek pembangunan, dan pengembangan, serta rehabilitasi fasilitas pelabuhan yang memungkinkan pelabuhan-pelabuhan yang ada memadai dan memiliki kapasitas untuk mobilitas orang dan barang secara optimal.

Menhub juga mengungkapkan mengenai pentingnya menciptakan konektivitas wilayah serta upaya meningkatkan keterhubungan antara wilayah-wilayah potensial yang menjadi pusat-pusat perekonomian baru di Indonesia yang menjadi visi Presiden Jokowi.

Pihaknya, lanjut Menhub, dalam 10 tahun terakhir juga terus meningkatkan konektivitas tol laut dan angkutan perintis. Saat ini, tol laut telah memiliki 191 trayek dengan pertumbuhan 11% per tahun, dengan total muatan kontainer berangkat berjumlah 84.609 ton dengan muatan kontainer balik berjumlah 26.362 ton. Sedangkan total muatan non-kontainer berangkat berjumlah 530.403 teus dengan muatan non-kontainer balik berjumlah 27.551 teus.

Pada angkutan kapal perintis, selama 10 tahun ini total trayek yang dimiliki mencapai 1.070 dengan pertumbuhan 3% per tahun. Total penumpang berjumlah 5.901.027 dengan pertumbuhan 13% per tahun. Sementara itu, jumlah muatan barang mencapai 1.058.759.

Direktur Transportasi Kedeputian Sarana dan Prasarana Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti dalam kesempatan diskusi di forum tersebut menyajikan target sekaligus indikator dalam pembangunan sektor transportasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun  2020 – 2024.

Target tersebut meliputi Major Project Jembatan Udara di Papua, target 2024:38 rute jembatan udara, 11 bandara pendukung selesai dibangun dan dikembangan. Major Project Jaringan Pelabuhan Utama Terpadu, Target 2024: 7 pelabuhan utama yang mencapai standar.  Major Project KA Kecepatan Tinggi Pulau Jawa, target 2024: KA Jakarta-Bandung telah beroperasi dan penyiapan engineering services untuk Medium Speed Jakarta – Surabaya (Tahap 1 Jakarta – Semarang).

Kemudian Major Project KA Makassar – Pare Pare, target 2024: lanjutan konstruksi sepanjang 118 km dan beroperasinya KA angkutan barang. Major Project Sistem Angkutan Umum Massal di 6 wilayah metropolitan, target 2024: penyiapan dan pembangunan angkutan massal perkotaan di wilayah metropolitan (Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya Semarang, Makassar). (AJ)

  • By admin
  • 08 Jun 2024
  • 64
  • INSA